Powered By Blogger

Minggu, 12 Juni 2011

Refraktometer

REFRAKTOMETER1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi indek
bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek
itu memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya
memantul kesemua arah, disebut pantulan baur. Untuk keperluan ini cukup kita melukiskan
satu sinar saaja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi geometrical saja (Sear,1994).
Standar ini berisi antara lain prosedur penentu indeks bias (n) relative mineral
transparan dalam bentuk butiran atau pecahan mineral transparan berukuran (+/-) 0,6 mm
atau berat kira-kira 0,01 gr dalam bentuk medium rendam yang diketahui indeks biasnya
dengan menggunakan mikroskop dan ilminasi piring (Badan Standarisasi Nasional, 2008).
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter perdetik (m/s)
atau 1.079.252.848,8 kilometer perjam (km/h) atau 186.286,4 perdetik (mil/s) (Anonim, 2008).
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud praktikum fisika dasar tentang refraktometer untuk menerapkan cara
penggunaan refraktometer dengan baik dan tepat.
Tujuan dari praktikum fisika dasar tentang refraktometer untuk memahami kegunaan dari
refraktometer dan untuk mengetahui bagian-bagian refraktometer beserta fungsinya.
1.3 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum fisika dasar, materi refraktometer, dilaksanakan pada
hari rabu, tanggal 06-10-2010 pukul 13.00-14.00 WIB dilaboratorium ilmu-ilmu perairan (IIP)
gedung C lantai I Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian Refraktometer
Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan atau padat,
bahan transparan dan refractometry. Prinsip pengukuran dapat dibedakan, oleh cayaha,
penggembalaan kejadian, total refleksi, ini adlah pembiasan (refraksi) atau reflaksi total
cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan semua tiga prinsip, satu
dengan insdeks bias dikenal (Prisma). Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran
prisma dan media sampel (n cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui
dari media sampel diukur dengan defleksi cahaya (Wikipedia Commons, 2010).
Salah satu cara untuk membedakan refraktometer berbeda. Klasifikasi dalam
indtrumen pengukuran analog dan digital, refraktometer analog tradisional sering digunakan
sebagai sumber cahaya sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna.
Detector adalah skala yan dapat dibaca dengan system optic dengan mata (Wikipedia
Commons, 2010).
Digital menggunakan refraktometer sebagai sumber cahaya adalah LED. Detektor
adalah sensor CCD yang digunakan sebuah pengukuran temperature kompensasi indeks
bias bergantung pada suhu. Metode pengukuran apalagi refraktometer digunakan dalam
sensor mesin yang lebih kompleks, seperti sebagai sensor hujan dikendaraan atau di
perangkat detector untuk kromotografi cair kinierja tinaggi (HPLC). Disini sering bekerja
terus detector indeks bias digunakan (Wikipedia Commons, 2010).
2.2 Gambar Refraktometer


2.3 Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena
melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
- Mendekati Garis Normal
Cahaya dibiakan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optic kurang rapat kemedium optic lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari
udara kedalam air.
- Menjauhi Garis Normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optic lebih rapat kedalam optic kurang rapat, contoh cahaya merambat dari dalam air
ke udara.
2.4 Hukum Snelius
Hukum snelius adalah rumus matematika yang memberikan hubungan antara sudut
datang dan sudut bias pada cahaya atau gelembang lainnya yang melalui batas antara dua
medium isotopik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari
matematikawan Belanda Willbrord Snellius, yang merupakan salah satu penemuannya.
Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan (Rashed
Rhoshidi, 1990).
Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut dating dan sudut bias adalah
konstas, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang dcivalen adlah nisbah sudut
dating dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kecua medium, yang
sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.
2.5 Salinatas Air Laut, Payau, Tawar
2.5.1 Salinitas Air Laut
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas dapat
mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar
danau, sungai dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikatagorikan
sebagai air laut. Kandungan garam sebenarnya pada air ini secara definisi, kurang dari
0,5%. Jika lebih dan itu air dikatagorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila
konsentrasi 3 sampai 5%, ia disebut brine (Nontji, 2007).
Air laut adalah air murni yang didalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas dalam
1000 g atau laut 96,6% berupa air murni dari 3,5% adalah zat terlarut, jadi ada 35 g
senyawa-senyawa tersebut secara kolektif disebut garam. Konsentrasi rata-rata seluruh
garam yang terdapat didalam air laut disebut salinitas (Shahola Hutabarat Dan Stewart
M.Evans, 1986).
2.5.2 Salinitas Payau
Air payau adalah air murni yang didalamnya terdapat kandungan garam yang
dimana konsentrasinya lebih dari 0,05% ( 0.05%) (Romi mohartato. K dan Juwana. S,
2007).
2.5.3 salinitas tawar
Air tawar adalah air murni yang didalamnya terdapat kandungan garam yang dimana
konsentrasinya kurang dari 0,05% ( 0,05%) (Nantji. A, 2007).
Refraktometer
Disiapkan alat Disiapakan bahan
Disiapkan alas Nacl dan beri
tanda missal 0,004 gr, 0,1
gr, 0,3 gr dan 0,4 gr
Disiapkan garam dengan
ukuran yang sudah
ditentukan lalu ditimbang
dengan menggunakan
timbangan digital
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan fungsi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum fisika dasar refraktometer adalah :
- Beaker glass (100 ml) : sebagai tempat membuat larutan yang akan
diuji Indeks Biasnya
- Gelas ukur (100 ml) : untuk mengukur volume aquadest yang
diperlukan saat melarutkan Nacl
- Whosing bottle : sebagai wadah aquadest
- Spatula : untuk mengaduk larutan supaya homogen
- Sendok tanduk : untuk mengambil Nacl padat
- Timbangan digital : menimbang berat Nacl yang dibutuhkan
dengan tingkat ketelitian 10-2
- Nampan : sebagai tempat alat dan bahan
- Refraktometer : sebagai alat ukur mengukur Indeks Bias suatu
zat
- Pipet tetes : untuk mengambil larutan dengan jumlah kecil
- Lampu pijar : sebagai sumber cahaya
3.2 Bahan dan Fungsi
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum fisika dasar materi refraktometer
adalah :
- Nacl padat : sebagai bahan untuk membuat larutan yang akan
diuji indeks biasnya
- Tissue :untuk membersihkan alat-alat yang telah digunakan
- Kertas label : untuk member keterangan
- Aquadest : sebagai pelarut
- Kertas alas : untuk sebagai alas saat menimbang Nacl


DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 2008. Penentuan Indeks Bias Relatif Dalam
Bentuk Butiran Dengan Teknik Uji Bayangan. Online
http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2010
Hutabarat. S dan Stewart. M. Evans, 1986. Pengantar Oseanografi.
http://oseanografiblogspot.com/2005/07/salinitas%20.air.laut.html
Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan
Wikipediaa. 2010. Gambar Refraktometer. http://www.wikipedia.com. Diakses
pada tanggal 5 Oktober 2010 pukul 10.00 WIB
________b, Commons. 2010. Refraktometer.
http://translate.googleusercontent/translet, diakses 5 Oktober 2010
pukul 10.00 WIB
________c, 2008. Kecepatan cahaya. http://www.wikipedia.com. Diakses pada
tanggal 6 Oktober 2010 pukul 09.00 WIB